700 orang Magang Diberangkatkan ke Jepang oleh Yayasan Kizuna Wawonii Indonesia Sejak 2020

Hasan selaku Ketua Yayasan Kizuna Wawonii Indonesia di kantornya di Jakarta Timur.

Jakarta, FajarNews — Sebuah Yayasan Kizuna Wawonii Indonesia bergerak bidang pelatihan kerja di Indonesia telah sukses memberangkatkan sebanyak 700 orang peserta magang ke Jepang sejak tahun 2020. Program ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan kerja dan membuka peluang internasional bagi tenaga kerja muda Indonesia.
Demikian hal tersebut dikatakan oleh Hasan Selaku Ketua Yayasan Kizuna Wawonii Indonesia yang beralamat di Jakarta Timur, Senin, (06/10/2025).

Peserta Magang Jepang tampak ceria setelah tiba di Training Center Jepang.

“Sebelum diberangkatkan, para peserta magang mengikuti pelatihan intensif selama tiga bulan di asrama milik yayasan. Pelatihan mencakup bahasa Jepang, etika kerja, serta keterampilan teknis sesuai bidang yang akan mereka tekuni di Jepang,” ujar Hasan.

Menurut Hasan selaku Ketua Yayasan Kizuna Wawonii Indonesia mengatakan, setelah peserta magang bisa berbahasa Jepang baru orang Jepang sendiri menyeleksi lewat wawancara via zoom dan langsung dilaksanakan oleh pengguna magang di Jepang.
“Seminggu yang lalu sudah. ada tujuh orang yang kita berangkatkan magang ke Jepang. Setelah tiba di Jepang, para peserta magang masuk ke training center untuk belajar lagi selama satu bulan. Bengitu selesai belajar satu bulan di training center disana baru peserta bisa bekerja,” ujarnya.

Dikatakan Hasan, peserta magang disana menerima upah sebesar 100.000 rupiah per jam, yang setara dengan standar gaji magang di berbagai sektor industri Jepang. Program ini tidak hanya memberikan pengalaman kerja internasional, tetapi juga membantu peserta menabung dan meningkatkan taraf hidup mereka.

Ketua Yayasan menyatakan komitmennya untuk terus memperluas program ini dan menargetkan pemberangkatan lebih banyak peserta di tahun-tahun mendatang. Selama ini tidak ada kendala yang dihadapi dan kalaupun ada kendala karena bahasa yang kurang perlu penyesuaian dan selama ini tidak ada kasus terhadap peserta magang di Jepang, kalaupun ada satu orang pulang karena sakit. Kalau kasus yang lain lainya sih ngak ada. “Mudah mudahan peserta magang yang ada disana bisa menyelesaikan kontrak kerjanya selama tiga tahun dengan baik dan pulang membawa modal untuk usaha di kampung halamannya,” kata Hasan penuh harapan. (Rob).