HIPTEK Akan Memiliki Arsitektur Pemeriksaan Kesehatan CPMI

IMG-20250227-WA0002

Jakarta, FajarNews — Hari ini acara pengukuhan susunan pengurus personalia dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Himpunan Pemeriksa Kesehatan Tenaga Kerja Indonesia (HIPTEK) ingin menguatkan kepada semua personalia yang masuk dalam kepengurusan sebagai integritas dari Asosiasi dan Organisasi sehingga memiliki komitmen yang tinggi dan memiliki integritas dan kredibilitas untuk bisa menjadikan program program yang sudah dicanangkan dan menjadi amanat hasil Musyawarah Nasional (Munas) ke VI HIPTEK yang baru lalu.

dr. Tohir Abdulkadir Ketua Umum HIPTEK di Jakarta Selatan, Rabu, (26/02/2025).

“Untuk itu Personalia ini porsi yang dibangun dalam susunan kepengurusan ini hampir 50 persen adalah tenaga medis dokter. Memang HIPTEK ini merupakan induk organisasi dari fasilitas pelayanan kesehatan yang betul betul mengutamakan pemeriksaan screaning kesehatan Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) yang menjadi bagian proses penempatan Pekerja Migran Indonesia ke luar negeri,” jelas dr. Tohir Abdulkadir saat pengukuhan susunan personalia DPP HIPTEK di Jakarta Selatan, Rabu, (26/02/2025).

dr. Tohir Abdulkadir Ketua Umum HIPTEK menyematkan antribun kepada pengurus DPP HIPTEK periode 2025-2030 di Jakarta Selatan, Rabu, (26/02/2025).

Ketua Umum HIPTEK dr. Tohir Abdulkadir mengatakan bahwa fungsi HIPTEK dalam hal ini menjadi wadah organisasi untuk menjembatani dan memfasilitasi kepentingan dari anggota dengan permasalahan tantangan yang ada dan menjembatani dengan semua stakeholder khususnya adalah pemerintah Indonesia dalam hal ini adalah Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI).

Pengurus DPP HIPTEK bersama tamu undangan foto bersama dengan dr. Tohir Abdulkadir Ketua Umum HIPTEK Periode 2025-2030 di Jakarta Selatan, Rabu, (26/02/2025).

“Kedepan HIPTEK telah memiliki arsitektur pemeriksaan kesehatan Calon Pekerja Migran Indonesia yang akan menjadi modul khusus dalam tatanan fortal satu sehat yang akan menjadi bagian dari proses penempatan Pekerja Migran Indonesia. Hal ini menuntun HIPTEK untuk bekerja keras dalam menyusun satu progran yang terkait dalam desain parameter standarisasi menuju kepada flatform sistem yang jadi bagian proses rekruitmen,” katanya.

Lebih lanjut Ketum HIPTEK dr. Tohir yang baru terpilih hasil Munas ke VI ini mendambakan tidak ada satu CPMI yang mendapat ID yang diterbitkan kecuali bahwa mereka terekam medisnya dengan sistem satu sehat. Mungkin kedepan itu menjadi fokus dari HIPTEK. Selain dari pada itu yang utama kita tahu bahwa meskipun sudah dilakukan pemeriksaan kesehatan dengan kualitas yang cukup tinggi di anggota HIPTEK akan tetapi di luar negeri dilakukan pemeriksaan ulang discrepancy ada perbedaan hasil baik hasil laboratorium maupun radiologi dan terutama bahwa kasus kasus di luar negeri terbanyak. Perbedaan itu dan dinyatakan unsuitable lebih dari 50 persen itu adalah radiologi. Sehingga dalam pogram HIPTEK kedepan ini kita tekankan satu program baru namanya standar layanan Tele Radiologi dimana layanan ini akan mengedepankan panel radiologi dan melibatkan dokter radiologi dari Indonesia dan dokter radiologi dari negara negara tujuan penempatan yang bertujuan untuk mencegah migrasi penyakit menular dimana penyakit menular dimaksud mereka yang terduga Tuberkolosis (TBC). Sehingga kasus kasus unpit atau unsutable bisa ditekan seminimal mungkin sebagaimana yang kita sudah jalankan selama ini sejak tahun 2019 kita menerapkan Tele Radiologi untuk negara Malaysia yang semula kasus Unpit kasus Unsutable ketika pemeriksaan ulang di Malaysia mencapai 4-5 persen dengan memakai sistem tele radiologi maka sekarang turun menjadi 0,5 persen. Harapan ini kita jalankan untuk seluruh negara tujuan penempatan.

Saat ini kata dr. Tohir Abdulkadir menjelaskan bahwa jumlah seluruh medical yang ditunjuk Kementerian Kesehatan seluruh Indonesia jumlahnya 130. Tapi anggota HIPTEK ada 107 dimana pemeriksaan kesehatan CPMI yang akan bekerja ke luar negeri lebih dari 95 persen dilaksanakan difasilitas kesehatan anggota HIPTEK .

“Bahwa kita tahu tantangan tantangan kedepan itu bengitu cukup banyak sehingga kita berusaha ber sama sama dengan pemerintah dalam hal ini kita berharap dukungan pemerintah untuk bisa menyelesaikan yang namanya standar standar yang menjadi tantangan kedepan untuk seluruh negara tujuan penempatan. Selain itu seperti yang sudah saya sebutkan tadi dengan tele radiologi diterapkan di Malaysia dan kedepan kita agar diterapkan keseluruh negara, itu akan sangat sangat sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto untuk menurunkan kasus Tuberkolosis (TBC) 50 persen di tahun 2029,” ujar dr. Tohir Abdulkadir.(Rob).