Klinik Utama Amalia Medical Center, Banyak Memiliki Fasilitas Perizinan Dari Beberapa Negara Luar Negeri Dan Dalam Negeri

Jakarta, FajarNews — Klinik Utama Amalia Medical Center ini termasuk medical kepercayaan dari berbagai pihak karena disini paling banyak fasilitas perizinan di luar negeri dari berbagai negara juga paling banyak perizinan di dalam negeri. Jadi semua sektor pemerintah itu sudah melakukan visitasi dan memberikan izin. Memang Amalia Medical Center ini memiliki kelebihan dibandingkan klinik lain. Sebagai contoh, oleh Kementerian Kesehatan, kami diberikan izin sebagai pelaksana pemeriksaan kesehatan Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI), itu dari Kemenkes. Dari Kementerian Ketenagakerjaan,
Ir. Zaenal Muhammad, MBA Managing Director Klinik Utama Amalia Medical Center Jakarta Timur, Selasa,(25/02/2025).
kami diberikan izin sebagai pelaksana pemeriksa Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), itu wewenangnya Kemnaker. Kemudian kami juga mendapatkan izin dari kantor kesehatan pelabuhan sebagai pelaksana Vaksinasi International Meningitis. Itu dikeluarkan oleh kantor kesehatan pelabuhan. Nah kebetulan Jakarta Timur ini wilayah kerjanya adalah KKP Tanjung Priok. Demikian dikatakan oleh Managing Director Klinik Utama Amalia Medical Center, Ir. Zaenal Muhammad, MBA kepada wartawan FajarNews saat disambangi dikantornya di Jakarta Timur, Selasa, (25/02/2025).
Zaenal Muhammad menjelaskan, bahwa pihak Amalia Medical Center mendapat kepercayaan berbagai negara dan di tunjuk oleh pemerintah negara negara Timur Tengah, pemerintah negara Malaysia, pemerintah negara Taiwan. Dan juga dipercaya oleh negara Eropa seperti negara Polandia dan lain sebagainya.
“Jadi dengan perizinan yang segini banyak. Jadi orang yang mau ke luar negeri itu asosiasinya itu pergi aja ke Amalia Medical Center. Kalau ibaratnya Mall itu one stop shopping artinya ngak perlu mikir. Pada hal di Indonesia ini ada sekitar 130 sarana kesehatan pemeriksa CPMI. Tapi dari 130 ini rasa rasanya yang paling lengkap adalah Amalia Medical Center ini. Di Jakarta ada sekitar lebih 30 Medical yang ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan khusus CPMI. Karena dengan banyaknya perizinan tadi jadi banyak orang yang langsung menyebut Amalia Medical Center karena dia one stop shopping sudah seperti mall tidak kemana mana, ada semua disitu dan tinggal cari,” ujarnya.
Lanjut Zaenal Mengatakan, untuk pemasaranya mereka memiliki strategi yakni melalui media sosial seperti Instagram, Face Book dan semua media sosial ada. Sehingga orang itu bukan menuduh Amalia Medical Center ini tapi langsung meadsetnya itu bahwa ke Amalia. Sekarang kita melihat fakta yang ada dilapangan dan saya kebetulan sering berhubungan dengan Bareskrim Polri. “Bareskrim Polri menganggap itu tata cara prosedur atau protap pemeriksa CPMI di Amalia ini. Ini bahkan diarahkan klinik lain untuk mencontoh disini. Itu saya dapat informasi baik sesama anggota sarana kesehatan maupun dari Bareskrim itu sendiri,” ungkapnya.
Zaenal menambahkan, kalau ada orang yang datang tentu niatnya orang tidak satu orang pun yang tau. Fisiknya kita lihat ia membawa KTP untuk melakukan pemeriksaan. Petugas disini menanyakan mau kemana tujuannya. Kalau bekerja didalam negeri harus mengisi formulir A. Kalau untuk bekerja didalam negeri. Kalau ada orang yang lain datang dari PT harus membawa surat pengantar yang sudah di stempel perusahaannya. Demikianlah Amalia prosedur awalnya itu memang sudah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. “Kalau ada terjadi masalah terkait medical PMI di luar negeri yang berwenang akan memanggil semua yang terkait dalam penempatan PMI,” jelasnya.
Zaenal Muhammad memberikan solusi untuk pencegahan terhadap kegiatan penempatan Unsprosedural terhadap Calon Pekerja Migran Indonesia ke luar negeri adalah harus didukung penuh oleh seluruh pegawai pemerintah yang terkait. Tidak bisa hanya urusan KP2MI atau Polisi saja. Harus seluruhnya abdi negara benar benar tidak sembarangan mengeluarkan. Contohnya, orang itu bisa keluar ia punya pasport. Yang mengeluarkan Pasport itu siapa? Tentu Imigrasi kan? Kemudian orang itu tiba di Bandara. Di Bandara juga harus punya integritas karena tenaga kerja ke luar negeri jarang jalan sendiri melainkan bergerembol atau kelompok karena merasa ketakutan. Coba dijaga setiap hari. Karena sidak itu hanya sebagian kecil. Sidak itu sering bocor karena ada oknum membocorkan kepada si pelaku. Yang berangkat setelah tidak sidak lebih banyak yang berangkat lewat ilegal. “Jadi orang yang datang medical itu harus membawa surat pengantar PTnya dan memiliki ID dari Disnaker seluruh Indonesia dari daerah asal. Ada CPMI Unsprosedural tiga bulan lalu ada yang ditemukan tapi orangnya sudah ditangkap dan kami di panggil pihak yang berwenang,” ujar Zaenal Muhammad.
Lanjut Zaenal Muhammad menegaskan, lebih baik pemerintah membuka moratorium yang selama ini ke negara Timur Tengah karena selama ini banyak CPMI yang Unsprosedural yang berangkat ke luar negeri khususnya Timur Tengah. “Kalau CPMI ke Timur Tengah dibuka tentu ini devisa bagi negara kita,” tutupnya. (Rob).