Klinik Utama Amalia Medical Center, Pionir dengan Alat Tercanggih Pemeriksaan Kesehatan CPMI Metode CLIA
Alat Canggih Pemeriksaan Kesehatan CPMI CLIA Methode yang ada di Klinik Utama Amalia Medical Center.
Jakarta, FajarNews- Klinik Utama Medical Center baru baru ini telah meraih perhatian publik, sebagai klinik unggulan yang menghadirkan peralatan tercanggih yang berstandar internasional yang baku khusus dibidang ketenagakerjaan dengan pemeriksaan Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) dengan system metode CLIA, karena akan memasuki akreditasi 15189 yaitu akrediitasi dibidang labotaorium. Karena itu kami mengistal peralatan peralatan untuk ketenagakerjaan ini yang mumpuni yang benar benar sesuai standar yang dibutuhkan.
Zainal Muhmmad Managing Director Klinik Utama Amalia Medical Center di Jakarta, Jumat, (13/06/2025).
Managing Dierctor Zainal Muhammad menjelaskan, Klinik yang beralamat di Jalan Dewi Sartika No 366 A, Cawang, Jakarta Timur tersebut menjadi yang pertama memiliki peralatan tercanggih alat pemeriksaan kesehatan CPMI di seluruh Medical yang ada, dengan memperkenalkan teknologi alat pemeriksaan kesehatan mutakhir untuk meningkatkan layanan kesehatan kepada masyarakat.
Alat Treadmill Untuk menguji Jantung.
Dengan kehadiran alat medis tercanggih, Klinik Utama Amalia Medical Center menawarkan pelayanan alat pemeriksaan yang berkualitas tinggi dan akurat.
Alat Pemeriksaan USG di Klinik Utama Amalia Medical Center.
“Pasien akan dapat menikmati pengalaman pemeriksaan yang nyaman, aman, dan berstandar Internasional dengan metode CLIA,” ujarnya, Jumat, (13/06/2025).
Zaenal menjelaskan, ada tiga hal yang sedang berjalan. Yang pertama memasang peralatan untuk pemeriksaan virus seperti HIV, Hepatitis, Hepatitis A, B dan C. Kemudian penyakit kelamin dan ada kurang lebih 100 macam item yang ada di alat tersebut dengan metode CLIA. CLIA ini adalah metode yang mesinnya itu sebesar meja ia langsung mendeteksi penyakit penyakit yang ada pada pasien. Sedangkan yang sebelumnya rata rata yang dimiliki oleh CPMI ini adalah dengan metode LISA alatnya kecil kurang lebih sebesar komputer. Dan harga alatnya sangat mahal. Dengan metode CLIA ini yang pertama di Indonesia dan hanya ada di laboratorium kesehatan swasta yang kelas atas kelas kakap itu yang ada. Di tenaga kerja tidak ada satupun yang memasang kecuali pertama kali di Klinik Utama Amalia ini. Yang kedua, kita memasang atau mengistal aplikasi Artificial Intelligence (AI). Jadi nanti hasil Rontgen itu foto torak masuk kedalam komputer secara digital. Kemudian Artificial Intelligence ini akan membaca hasil rontgen tersebut. Dan kemudian akan di kounten dengan hasil yang dibaca langsung oleh dokter radiologi atau radiologis dan disini dokter radiolois ada dua yaitu dokter Firdaus dan dokter Feni. Berarti di Klinik Utama Amalia ini ada tiga pembaca hasil radiologi yaitu dua dokter yang benar benar kerja disini dan yang satu berdasarkan artificial inetlligence (AI). Jadi Insyah Allah hasilnya itu jauh lebih akurat dari pada dibaca seorang diri.
Kemudian kami juga dalam instalasi terkait dengan akreditasi tadi Laboratory Informasi System (LIS) Zaenal menerangkan bahwa nanti setiap pasien yang mendaftar dari depan entah negara mana tujuannya itu sudah ada para meternya yang akan diperiksa dan karena system ini akan menghubungkan pasien dengan langsung ke alatnya. Melalui server yang dimiliki itu langsung ke alat laboratorium. Jadi nanti alat itu langsung akan melaksanakan tugas sesuai keinginan pasiennya. Jadi kalau pasiennya tujuannya ke negara Taiwan, dan apa saja yan di periksa ke Taiwan itu sudah mengarah semua ke peralatannya. Jadi hasilnya nanti tidak ada lagi di tulis dengan manual semuanya komputerais tidak ada bersifat manual di tulis dengan tangan yang didalam buku tidak ada lagi. “Semuanya itu ada didalam komputerisasinya sehigga hasil yang diharapkan itu tidak ada lagi human error kesalahan orang tapi karena ini sudah bersifat komputer rais, jadi Insyah Allah jauh lebih akurat. Kira kira seperti itu perkembangan yang ada di Klinik Utama Amalia,” jelasnya.
Zaenal menambahkan bahwa alat alat terbaru sekarang ini memasang untuk laboratorium ada kimia klinik akan memeriksa atau mendeteksi fungsi tubuh. Kimia Klinik ini dengan ratusan para meter seperti misalnya fungsi hati, ekseotis DPT, fungsi ginjal, fungsi jantung dan lain lain semuanya itu dikerjakan dengan alat dengan kecepatan 300 tes per jam, itu baru 100 persen kita instal. Yang kedua, yang tidak ada ditempat lain yaitu dengan metode CLIA dan metode CLIA ini menggunakan mesin yang berbeda yang besarnya sebesar meja dan itu akan mendeteksi penyakit penyakit menular. Kemudian untuk pemeriksaan fisik selain dari pada IKG, Autometris, Biometri, itu sudah biasa di pasang di klink CPMI tapi di Amalia Medical Center ini ditambah dengan alat yang terbaru USG tiga dimensi berwarna itu untuk pemeriksaan abdoment dan treadmill dan treadmill ini akan mendeteksi kelemahan jantung pasien. Kalau hanya sekedar IKG itu belum vailid belum sempurna tapi kalau treadmill jauh lebih baik dari pada IKG karena ia juga harganya bisa sepuluh kali lipat dari harga IKG dan itu hanya dimiliki Rumah Sakit yang besar dan ini hanya ada di Klinik Utama Amalia Medical Center. “ Semua alat alat itu rata rata yang bergerak saat ini di Indonesia sudah dikuasai negara Cina. Pabrik khasnya itu ada di Cina dan langsung dikirim dari Cina,” jelas Zaenal Muhammad.
Menutup Perbincangan dengan Zaenal Muhammad, ia berharap kepada pemerintah agar benar benar menyeleksi sarana kesehatan mana yang dapat diandalkan dan sarana kesehatan yang tidak mengikuti perkembangan jaman saya sarankan supaya ditinggalkan. (Rob).